Sabtu, 30 September 2023

Analisis “Studium General”: Kajian Penelitian Integrasi Penelitian Sains Dan Religi

Analisis “Studium General”: Kajian Penelitian Integrasi Penelitian Sains Dan Religi

Ditulis Oleh Intan Nur Fauziah Saputri


1. Pendahuluan
     Banyaknya fenomena yang saat ini menjadi objek daya tarik untuk dikaji maupun diteliti, terlebih terkait problematika permasalahan yang ada di sekitar. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa banyaknya produk-produk baru yang dihasilkan dari sebuah penelitian (Abdullah, 2022). Hal ini dikarenakan manfaat yang akan diperoleh peneliti yakni konsep baru ataupun gagasan ide yang dapat dijadikan rujukan atau refrensi orang lain. Mengenal penelitian, menurut pemateri Prof. Dr. Mufidah pada pemaparan materi diklat telah menjelaskan bahwa, penelitian merupakan pencarian fakta yang menggunakan metodelogi yang objektif guna mencari, menganalisis, dan mengumpulkan data-data tertentu. Dimana diperlukan adanya penyelidikan, pengembangan serta observasi yang terorganisir dan bersifat kritis.
     Adapun di dalam penelitian yang diperoleh pertama kali yakni adanya hipotesis, sebuah rumusan yang nantinya dapat dibuktikan dengan penjelasan ataupun hasil akhir (Hardi, 2019). Sehingga nantinya manfaat yang diperoleh bagi seorang peneliti yakni hasil dari penelitiannya dapat bermanfaat bagi orang lain dan dipertanggungjawabkan. Bahkan ketika seorang individu menjadi research international sekalipun, nantinya akan menghasilkan integritas ilmu yang mengandung multidisiplin yang dapat dikembangkan. Meskipun demikian di dalam sebuah penelitian sebenarnya terdapat beberapa aspek utama yang di fokuskan seperti dalam bidang Sains Teknologi, Sosial Humaniora, Agama dan sebagainya (Naja, 2020).
      Akan tetapi fenomena yang banyak sekali terjadi yakni adanya persepsi bahwa penelitian religi tidak dapat di argumentasikan, karena hanya berdasarkan pernyataan serta keyakinan setiap individu, sehingga dengan adanya kasus tersebut ternyata memberikan persepsi bahwa penelitian di bidang keagamaan tidak bisa diterima di dalam sebuah ilmu pengetahuan. Bahkan adanya kasus tersebut menjadikan kontroversi pro dan kontra di berbagai kalangan. Seperti Nandang Sutrisnoang menjelaskan bahwa adanya penelitian religi seharusnya ditelaah lebih lanjut dan mendalam, karena di dalam kajian dasar religi ternyata banyak ditemukan ajaran-ajaran yang bersifat spritual bahkan menjadi rujukan adanya kajian dalam ilmu sains (Arifudin, 2019).
      Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kasus yang sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an (kitab suci umat Islam) terkait bentuk bumi, adanya oengobatan berbagai penyakit, bahkan baru-baru ini kasus mengenai adanya sidik jari manusia yang berbeda-beda, ternyata sudah dikaji terlebih dahulu di dalam Al-Qur’an (Maulina, 2020). Dengan negitu sudah seharusnya Al-Qur’an menjadi sumber rujukan ataupun sebagai korelasi antara penelitian sains dan agama yang akhirnya memperoleh kajian baru khususnya pada zaman modern saat ini.

2. Pembahasan
     Membicarakan terkait korelasi integrasi antara penelitian sains dan agama dimana yang dimaksudkan tudak harus menyatukan keduanya atau bahkan mencampuradukkan. Akan tetapi mengembangkan konsep penelitian yang satu dengan penelitian lainnya untuk membentuk hasil penelitian yang multidiplin. Hal ini dikarenakan adanya integrasi antara agama dan sains memungkinkan adanya pengaruh besar dalam kehidupan, dengan cara menghadirkan kesadaran yang muncul untuk memiliki mindset bahwa dengan adanya penelitian korelasi keterkaitan anatara sains dan agama masih satu kesatuan (Ridwan, 2022).
      Adapun manfaat dengan adanya integrasi yakni pertama, mampu berimplikasi dalam hal kurikulum antara sains dan agama yang kemudian dijadikan kajian di lembaga pendidikan. Dengan begitu mampu menjadi bagian dari proses pembelajaran yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam lingkup sekolah. Kedua, dengan integrasi tersebut akan menemukan titik terang untuk kemajuan bangsa dalam hal mengkaji ulang konsep dasar baru yang selama ini masih belum di temukan oleh ilmuan. Dan yang terakhir yakni, menjadikan adanya pembelajaran penelitian yang mengintegrasikan antara bidang sains dan agama untuk membentuk satu kesatuan yang padu.
     Terkait pembahasan dari segi agama memang sudah dijelaskan dengan menyiratkan bahwa manusia diperintahkan untuk mempelajari secara dalam Al-Qur’an, karena di dalamnya sudah tercakup aspek bahwa adanya ilmu pengetahuan alam dan Islam saling berkesinambungan di dalam penjelasan kitab suci Qur’an surat Al-alaq 1-5. Yang menjelaskan bahwa adanya kontruksi pengetahuan dalam Islam dibangun atas dasar nilai-nilai ketauhidan. 
3. Kesimpulan
     Oleh karena itu adanya integrasi penelitian terkait sains dan gama haruslah menjadi daya tarik tersendiri yang nantinya akan memberikan hasil penelitian baru yang dapat diterima dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena bagaimanapun diperlukan kajian yang saling keterkaitan untuk membentuk hasil penelitian yang unggul tanpa harus adanya pembeda.


Daftar Pustaka

Abdullah, A. (2022). INTEGRASI AGAMA DAN SAINS DALAM PERSPEKTIF. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 1-15.

Arifudin, I. (2019). Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya. Edukasia Islamika, 1-19.

Hardi, D. H. (2019). Integrasi Sains dan Agama. Jurnal Penelitian , 2-17.

Maulina, D. (2020). DAKWAH SEBAGAI MEDIA PENELITIAN INTEGRASI AGAMA DAN ILMU. Jurnal Dakwah Islam, 1-9.

Naja, H. (2020). Integrasi Sains dan Agama (Unity of Science) dan Pengaplikasiannya. Jurnal Pendidikan Biologi, 1-4.

Ridwan, A. (2022). INTEGRASI ILMU AGAMA DAN SAINS TERHADAP PENDIDIKAN. Journal of Social Research, 714-724.

Mengenal Konsep Logika Berpikir

Mengenal Konsep Logika Berpikir

Ditulis oleh Intan Nur Fauziah Saputri, 
Hasil dari pemaparan materi diklat LKP2M oleh bapak Dr. Mukhlis

      Seiring dengan berkembangnya zaman manusia kerap kali mengabaikan logika dalam berfikir, karena kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa adanya pemikiran terkait konsep dasar logika menjadikan mereka sulit untuk mengutarakan gagasan atau yang dikenal dengan falasi sehingga mereka lebih menekankan pada konsep pemikiran tidak beraturan terlebih dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup (Kadir, 2015). Perlu disadari bahwa segala sesuatu yang tidak beraturan justru akan menjadikan permasalahan baru yang harus segera diselesaikan, dengan demikian cara penyelesaian permasalahan tersebut didasarkan pada logika berpikir.
Pengenalan terkait pemahaman logika dalam berpikir pada sebuah pengetahuan ternyata sangat penting, terlebih dalam berpikir secara sistematis menggunakan rasio akal yang terstruktur. Manusia dituntut untuk selalu berpikir secara logis, logis sendiri secara etimologis berasal dari dari bahasa Yunani “Logos” yang berarti pikiran, jadi berpikir secara logis merupakan tindakan yang digunakan untuk menganalisis serta menyelesaikan permasalah menggunakan bantuan dari akal (Rasyah, 2023). Pada dasarnya logika berpikir dan berpikir secara logis adalah satu kesatuan yang mengandung arti sama, dimana konsep pemikiran yang harus dimiliki oleh setiap individu terlebih dalam melakukan konsep penalaran ilmiah (Sofa, 2023).
      Dalam realita perkembangannya, sebenarnya manusia dituntut untuk mengimplementasikan pemikirannya kedalam konsep logika berpikir karena, manusia secara tidak langsung akan menggunakan pemikirannya tanpa ada batasan ruang dan waktu dengan menempatkan diri dalam keadaan proporsional secara deduktif sesuai dengan tingkat logika dan rasional akalnya atau yang dikenal dengan Silogisme (Haryadi, 2017). Dalam hal ini dapat dibuktikan dengan adanya permasalahan di kehidupan nyata seperti penyampaian ide gagasan dalam sebuah forum musyawarah, dimana masih banyak dijumpai seseorang yang menyampaikan argumennya berdasarkan pernyataan dirinya bukan melainkan karena adanya tindakan nyata dalam kehidupan ataupun sebagainya. Dengan begitu adanya logika berpikir dalam menyampaikan argumen bagi setiap individu sangatlah penting.
      Adapun pentingnya memiliki logika berpikir guna membantu seseorang dalam menyelesaikan setiap permasalahan serta membuat keputusan yang lebih baik, dengan cara menganalisis permasalahan menggunakan beberapa argumen dan informasi secara rasional. Seperti yang telah dijelaskan oleh Pemateri Dr. Mukhlis yang mengatakan bahwa adanya logika berpikir bertujuan mencari kebenaran secara detail guna memberikan solusi dalam setiap permasalahan. Dengan demikian logika berpikir menjadi kunci utama untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berpikir secara ilmiah, maupun pengembangan keterampilan secara intelektual (Septiani, 2018).
      Oleh karena itu, adanya kemampuan berpikir logis diharapkan mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari serta ditingkatkan melalui pengembangan pengetahuan, penyampaian argumentasi serta berkontribusi dalam kehidupan nyata dengan cara mengatasi segala problematika kehidupan serta dapat menyelesaikan permasalah yang ada di lingkungan sekitarnya.


Daftar Pustaka

Haryadi, D. (2017). MENUMBUHKAN KARAKTER AKADEMIK DALAM PERKULIAHAN. Jurnal Pendidikan Karakter, 1-16.

Kadir, H. (2015). LOGIKA DAN PENALARAN DALAM. Jurnal Filsafat, 1-11.

Rasyah. (2023). LOGIKA : Studi Kasus Terkait Logika. Jurnal Penelitian, 3-16.

Septiani, E. (2018). KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MAHASISWA. Jurnal Pendidikan Filsafat, 1-15.

Sofa, N. (2023). Proposisi, Logika dalam Berpikir Sebagai Dasar Penalaran Ilmiah dalam Menghasilkan Pengetahuan Baru. Jurnal Filsafat Indoenesia, 2-12.

Jumat, 29 September 2023

Biografi Rene Descartes

              BIOGRAFI RENE DESCARTES

Gambar 1 "Rene Descartes"
https://images.app.goo.gl/Lxf9AL1vVdux4PXY7

      Rene Descartes merupakan tokoh yang berpengaruh dalam sejarah pemikiran Barat, dimana Descrates memberikan kontribusi besar dalam pemikiran filosofis, matematika, dan ilmu pengetahuan (Mursyid, 2020). Dia dikenal sebagai seorang filsuf berkebangsaan Prancis yang dilahirkan di La Haye, Touraine Prancis pada tanggal 31 Maret 1959. Yang berasal dari keturunan keluarga borjuis. Ayah Descartes merupakan ketua Parlemen Inggris yang memiliki tanah sangat luas sehingga ketika ayahnya meninggal dunia, Descartes akhirnya menerima warisan dari ayahnya yang kemudian di jual dengan hasil pendapatan tujuh ribu franc per tahun (Choriyah, 2014). Adapun agama yang Descartes yakini adalah katholik sekaligus penganut aliran bid’ah Galileo, yakni sebuah Bid’ah yang pada masa itu masih ditentang oleh beberapa tokoh gereja.
      Mengenal lebih dalam terkait biografi Rene Descartes atau Renatus Cartesius yang dijuluki sebagai “Bapak Filsafat Modern” (Muhammad, 2022). Hal ini dikarenakan menurut Bertnand Russel gelar tersebut sengaja diberikan kepada Descartes dikarenakan pencetus pertama filsafat atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan dengan berdasarkan pada pengetahuan rasional pada zaman modern. Julukan tersebut diberikan selain karena pemikiran namun juga atas dasar karya-karya terpenting yang pernah Descartes hasilkan, seperti Discours de la method tahun dan Meditationes de prima philosophia (Abdul, 2021). Meskipun Descartes terkenal di bidang filsafat akan tetapi, Descartes juga dikenal sebagai seorang Polymath, karena memiliki perhatian luas dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya pada ilmu pasti. Bahkan beliau memberikan sumbangsi terbesar dalam dunia ilmu pengetahuan yang berupa penemuan ilmu ukur koordinator.
      Rene descartes memiliki latar belakang Pendidikan di Universitas Jesuites La Fleche pada tahun 1604 M. Yang mana di universitas tersebut ternyata memberikan Descartes tentang pembelajaran konsep pengetahuan terkait dasar matematika modern, bahkan lebih unggul dibandingkan dari kebanyakan universitas pada masa itu (Muhammad A. , 2018). Pada tahun 1612 Descartes berkelana ke Paris untuk melanjutkan studinya. Akan tetapi, ternyata kehidupan di sana justru membuatnya bosan, hingga pada akhirnya Descartes mengasingkan dirinya di sebuah daerah terpencil yang ada di Fauborg St. German guna menekuni Geometri. Meskipun Descartes mengasingkan diri akan tetapi teman-temannya masih bisa menemukannya, sehingga membuat Descartes harus bersembunyi dengan cara mendaftar sebagai tentara yang ada di Belanda pada tahun 1617 M (Destiana, 2023).
     Sekitar tahun 1621M, Descartes berhenti menjadi tantara dan menetap di Paris pada tahun 1625 M. Sampai saatnya setelah tiga tahun kemudian, Descartes kembali menjadi tentara Belanda, dan memutuskan menetap di negeri Belanda. Dari sinilah, Descartes hidup selama 20 tahun lamanya yakni sekitar tahun 1629-1649 M, dengan kehidupan yang lebih baik lagi serta menuntunnya untuk meluangkan kebebasan dalam berpikir. Sampai akhirnya Descartes menyusun beberapa karya di bidang ilmu dan filsafat serta menghabiskan waktunya untuk berpetualang menuju berbagai macam kota seperti Belanda, Jerman, Hongaria, Italia hingga akhir hayatnya di Swedia (Riyadi, 2019).
      Descartes meninggal dunia ketika memenuhi undangan Ratu Christina saat mengajar pada jam 5 pagi, sampai tidak sanggup mengikuti sistem kerjanya dan terkena pneumonia hingga wafat pada tanggal 11 Februari 1650. Dan meninggalkan slogan yang menjelaskan terkait konsep cara mengatasi keraguan dalam dirinya sendiri. Hingga sampai saat dikenal bahkan menjadi pedoman di LKP2M dengan bunyinya “Cogito, ergo sum” atau “I think, therefore I am.” Yang berarti ketika saya berpikir, maka saya ada (Nur, 2023).


Daftar Pustaka

Abdul, R. (2021). ModernisasiSainsMenujuPsikologi:StudiAtasPengaruhPemikiranReneDescartes (1596-1650)TerhadapPerkembanganPsikologi. Jurnal Filsafat Indonesia, 2-9.

Choriyah, G. (2014). Rasionalisme Rene Descrates. Anterior Jurnal, 237 - 243.
Destiana, Y. (2023). EPISTEMOLOGI RASIONALISTIK RENE DESCARTES DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN . Jurnal Penelitian Sosial, 2-18.

Muhammad, A. (2018). EPISTEMOLOGI RASIONALISME RENE DESCARTES DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENAFSIRAN AL-QUR`AN. Jurnal Ussuludin, 2-13.

Muhammad, R. (2022). RASIONALITAS DALAM ILMU: STUDI PERBANDINGAN ANTARA. Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 2-14.

Mursyid, F. (2020). Rasionalisme Descrates dan Implikasinya Terhadap Pemikiran Pembaharuan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3-10.

Nur, F. (2023). Metodologi Pemikiran Rene Descartes (Rasionalisme). Jurnal Pendidikan Ilmu Islam, 7-15.

Riyadi, A. (2019). KONSEP RASIONALISME RENE DESCARTES DAN RELEVASINYA DALAM PENGEMBANGAN ILMU DAKWAH. Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 3-14 .

Ditulis oleh Intan Nur Fauziah Saputri

Contoh CV Biodata Pemateri

                      BIODATA PEMATERI Guna pengajuan Menjadi Pemateri Guepedia Nama. : Intan Nur Fauziah Saputri NIP. ...