Ditulis oleh Intan Nur Fauziah Saputri,
Hasil dari pemaparan materi diklat LKP2M oleh bapak Dr. Mukhlis
Seiring dengan berkembangnya zaman manusia kerap kali mengabaikan logika dalam berfikir, karena kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa adanya pemikiran terkait konsep dasar logika menjadikan mereka sulit untuk mengutarakan gagasan atau yang dikenal dengan falasi sehingga mereka lebih menekankan pada konsep pemikiran tidak beraturan terlebih dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup (Kadir, 2015). Perlu disadari bahwa segala sesuatu yang tidak beraturan justru akan menjadikan permasalahan baru yang harus segera diselesaikan, dengan demikian cara penyelesaian permasalahan tersebut didasarkan pada logika berpikir.
Pengenalan terkait pemahaman logika dalam berpikir pada sebuah pengetahuan ternyata sangat penting, terlebih dalam berpikir secara sistematis menggunakan rasio akal yang terstruktur. Manusia dituntut untuk selalu berpikir secara logis, logis sendiri secara etimologis berasal dari dari bahasa Yunani “Logos” yang berarti pikiran, jadi berpikir secara logis merupakan tindakan yang digunakan untuk menganalisis serta menyelesaikan permasalah menggunakan bantuan dari akal (Rasyah, 2023). Pada dasarnya logika berpikir dan berpikir secara logis adalah satu kesatuan yang mengandung arti sama, dimana konsep pemikiran yang harus dimiliki oleh setiap individu terlebih dalam melakukan konsep penalaran ilmiah (Sofa, 2023).
Dalam realita perkembangannya, sebenarnya manusia dituntut untuk mengimplementasikan pemikirannya kedalam konsep logika berpikir karena, manusia secara tidak langsung akan menggunakan pemikirannya tanpa ada batasan ruang dan waktu dengan menempatkan diri dalam keadaan proporsional secara deduktif sesuai dengan tingkat logika dan rasional akalnya atau yang dikenal dengan Silogisme (Haryadi, 2017). Dalam hal ini dapat dibuktikan dengan adanya permasalahan di kehidupan nyata seperti penyampaian ide gagasan dalam sebuah forum musyawarah, dimana masih banyak dijumpai seseorang yang menyampaikan argumennya berdasarkan pernyataan dirinya bukan melainkan karena adanya tindakan nyata dalam kehidupan ataupun sebagainya. Dengan begitu adanya logika berpikir dalam menyampaikan argumen bagi setiap individu sangatlah penting.
Adapun pentingnya memiliki logika berpikir guna membantu seseorang dalam menyelesaikan setiap permasalahan serta membuat keputusan yang lebih baik, dengan cara menganalisis permasalahan menggunakan beberapa argumen dan informasi secara rasional. Seperti yang telah dijelaskan oleh Pemateri Dr. Mukhlis yang mengatakan bahwa adanya logika berpikir bertujuan mencari kebenaran secara detail guna memberikan solusi dalam setiap permasalahan. Dengan demikian logika berpikir menjadi kunci utama untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berpikir secara ilmiah, maupun pengembangan keterampilan secara intelektual (Septiani, 2018).
Oleh karena itu, adanya kemampuan berpikir logis diharapkan mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari serta ditingkatkan melalui pengembangan pengetahuan, penyampaian argumentasi serta berkontribusi dalam kehidupan nyata dengan cara mengatasi segala problematika kehidupan serta dapat menyelesaikan permasalah yang ada di lingkungan sekitarnya.
Daftar Pustaka
Haryadi, D. (2017). MENUMBUHKAN KARAKTER AKADEMIK DALAM PERKULIAHAN. Jurnal Pendidikan Karakter, 1-16.
Kadir, H. (2015). LOGIKA DAN PENALARAN DALAM. Jurnal Filsafat, 1-11.
Rasyah. (2023). LOGIKA : Studi Kasus Terkait Logika. Jurnal Penelitian, 3-16.
Septiani, E. (2018). KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MAHASISWA. Jurnal Pendidikan Filsafat, 1-15.
Sofa, N. (2023). Proposisi, Logika dalam Berpikir Sebagai Dasar Penalaran Ilmiah dalam Menghasilkan Pengetahuan Baru. Jurnal Filsafat Indoenesia, 2-12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar